Penguatan Kapasitas Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) di Mahakam Tengah, Kutai Kartanegara sebagai Langkah Awal untuk Mengelola Produk yang Berkelanjutan

Setelah proses pembentukan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang dilaksanakan di enam desa di Mahakam Tengah, Kutai Kartanegara, langkah selanjutnya adalah memberikan penguatan kapasitas bagi kelompok dalam mengembangkan komoditas di masing-masing desa. Kegiatan ini didukung oleh GIZ Propeat dengan bentuk kegiatan yang dilakukan untuk penguatan kapasitas salah satunya adalah pelatihan-pelatihan yang harapannya produk yang dikelola dan manajerial kelompok dapat terus berkelanjutan.

Penyerahan Draft AD/ART kepada KUPS di Desa Muhuran

Pelatihan untuk membuat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) menjadi awal dalam melaksanakan kegiatan penguatan kapasitas dan menjadi dasar KUPS untuk memiliki prosedur yang baik dalam mengelola usaha. Kegiatan ini didukung oleh GIZ Propeat dan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur di enam desa di Mahakam Tengah, Kutai Kartanegara.

Diawali dari Desa Genting Tanah, KUPS Tanjung Jayanata antusias mengikuti Pelatihan Kerajinan Tangan dari Bahan Dasar Bambu. Pelatihan ini mendatangkan narasumber yang merupakan ketua kelompok pengrajin bambu dari Desa Mentawir, yaitu Bapak Supri. Selain menjadi produk mebel, bambu juga dapat dimanfaatkan menjadi produk kerajinan tangan yang dapat dibuat dengan mudah yang harapannya produk kerajinan ini dapat menjadi salah satu ciri khas Desa Genting Tanah.

Pelatihan Kerajinan Tangan dari Bahan Baku Bambu di Desa Genting Tanah

Pelatihan selanjutnya adalah Pembuatan Pakan Ikan dari Maggot di Desa Tuana Tuha dan Desa Teluk Muda, Kutai Kartanegara. Seperti artikel sebelumnya (baca: Enam Desa di Mahakam Tengah Memiliki Potensi Bisnis yang Menguntungkan) bahwa kedua desa ini memiliki komoditas usaha yang sama, yaitu budidaya perikanan. Sehingga, pelatihan ini menjadi penting untuk keberlanjutan budidaya. Narasumber dari pelatihan ini adalah praktisi budidaya maggot dan juga dosen dari Fakultas MIPA Jurusan Biologi, Universitas Mulawarman, Bapak Lariman. Selain pelatihan ini, pelatihan Pembuatan Albumin dan Abon juga dilaksanakan di kedua desa ini. Narasumber dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalimantan Timur mengatakan bahwa produk turunan ini sangat digemari oleh beberapa pembudidaya ikan haruan karena manfaatnya yang luar biasa. Yayasan BUMI memfasilitasi beberapa unit alat untuk membuat abon agar para ibu-ibu di kedua desa ini dapat ikut berpartisipasi dalam mengembangkan produk turunan dari budidaya perikanan.

Beranjak ke desa tetangga, yaitu Desa Sebelimbingan. KUPS ini fokus pada pengelolaan usaha sarang burung walet. Pelatihan yang diadakan bagi kelompok di desa ini adalah Pelatihan Pembuatan Produk Turunan. Selain menjual sarang burung walet yang mentah, kelompok juga dapat mengelolanya menjadi produk turunan yaitu cimi-cimi atau biasa kita kenal dengan stik bawang. Istimewanya adalah cemilan ini mengandung sarang burung walet yang sudah dibersihkan. Selain itu, sarang burung walet juga dapat diolah menjadi cemilan lainnya seperti minuman dan puding. Pelatihan lainnya yang dilakukan adalah Pembuatan Pupuk Organik dari Kotoran Walet. Kotoran walet dapat diolah menjadi pupuk organik dengan mencampur bahan-bahan kimia lain seperti Em4 agar menjadi pupuk yang berguna bagi masyarakat Desa Sebelimbingan. Narasumber dari pelatihan ini adalah Ibu Sundari dari Unikarta, Tenggarong.

Pelatihan Kerajinan Tangan dari Eceng Gondok di Desa Muara Siran

Desa Muhuran menjadi desa yang dikenal dengan madu kelulutnya. Pelatihan Pembuatan Produk Turunan Budidaya Kelulut diikuti oleh KUPS Mutiara Tanjung dengan sangat antusias karena dapat belajar bersama dengan praktisi budidaya kelulut asal Balikpapan, yaitu Bapak Abdurrachman. Belajar mengenai bagaimana memanen madu kelulut yang baik, bagaimana membuat produk turunan seperti bee pollen dan propolis selain madunya itu sendiri menjadi bekal kelompok untuk dapat membuat produk dari budidaya kelulut menjadi nilai jual.

Kegiatan penguatan kapasitas diakhiri di Desa Muara Siran dengan usaha kerajinan tangan dari eceng gondok dan purun. Pelatihan Pembuatan Kerajinan Tangan dari Eceng Gondok bagi KUPS Resau Malang menjadi kegiatan untuk mengasah kembali skill para perempuan di desa ini untuk dapat menemukan inovasi baru mengenai model kerajinan yang dapat dipasarkan dan memiliki nilai jual yang tinggi. Narasumber dari Berabai, Kalimantan Selatan yaitu Ibu Siti Nor Sehat merupakan pengrajin dan pengusaha dalam bidang kerajinan. Belajar bagaimana mengawetkan bahan baku, membuat produk kerajinan dengan model yang inovatif membuat para perempuan di desa ini makin semangat untuk memperkenalkan ciri khas Desa Muara Siran.

Hasil produk dari teman-teman KUPS di Mahakam Tengah dapat dilihat di instagram @kups_mt dan beberapa video dokumentasi mengenai kegiatan di Mahakam Tengah dapat dilihat di instagram @bumibaru dan channel youtube Yayasan BUMI (sor/bumi).

 

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.