Belajar Teknik Fasilitasi bersama Pendamping Desa dan Penyuluh di Kalimantan Timur

Menjadi fasilitator tentu memiliki tantangannya tersendiri, apalagi menjadi fasilitator di sebuah desa. Pendamping Desa, penyuluh dari berbagai sektor di Kalimantan Timur seperti penyuluh perikanan, penyuluh kehutanan, penyuluh pertanian maupun perkebunan menjadi peran yang berpengaruh bagi masyarakat untuk perkembangan komoditas, khususnya di desa. Fasilitator adalah seseorang yang berperan untuk mempermudah proses belajar. Peranannya tidak hanya sebatas pada satu forum maupun kegiatan, namun berupa serangkaian tindakan, nilai-nilai, gagasan, program bahkan perilaku keseharian yang mampu membawa masyarakat pada perubahan positif dan mandiri. Tantangan dari para pendamping ini adalah pemahaman mengenai teknik fasilitasi di desa serta pengayaan informasi yang perlu dikembangkan lebih lanjut agar lebih relevan dengan kegiatan yang sedang berlangsung di Kalimantan Timur, khususnya dalam program penurunan emisi.

Proses Pelatihan Teknik Fasilitasi oleh masing-masing kelompok

Yayasan BUMI bersama dengan Project Management Unit (PMU) Forest Carbon Partnership Fund (FCPF) Kalimantan Timur didukung oleh The World Bank melalui Program Enhancing Access to Benefit while Lowering Emissions (EnABLE) Phase I berinisiasi melaksanakan kegiatan Pelatihan Keterampilan Fasilitasi dengan mengajak pendamping desa, penyuluh dari sektor kehutanan, perikanan, pertanian/perkebunan, lembaga swadaya masyarakat hingga staff Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dengan program penurunan emisi di Kalimantan Timur untuk belajar bersama mengenai teknik fasilitasi untuk masyarakat di desa.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan fasilitasi bagi para pendamping desa. Selama 3 (tiga) hari, di Hotel Aston, Samarinda sebanyak ±50 (lima puluh) peserta diajak untuk bersama-sama belajar mengenai teknik fasilitasi melalui pendekatan Appreciative Inquiry (AI), konsep dasar komunikasi hingga public speaking dan pemahaman mengenai penurunan emisi dan bagaimana mainstreaming gender dalam program yang ada di Kalimantan Timur. Keterampilan ini menjadi hal yang penting bagi fasilitator dalam memfasilitasi sebuah pertemuan di desa. Tidak lupa dalam halnya menjalankan kegiatan di desa, mainstreaming gender perlu diperhatikan agar peran laki-laki dan perempuan dalam menjalankan program menjadi seimbang. Fasilitator yang sudah terlatih harapannya akan mampu memfasilitasi pertemuan desa dalam hal pengembangan dan potensi desa berdasarkan karakteristik wilayahnya masing-masing.

Untuk melihat bagaimana proses pelatihan ini dapat ditonton di channel Youtube Yayasan BUMI atau klik link disini.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.